Sabtu, 24 Januari 2015

MODEL PENDIDIKAN VOKASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN


By : Widarto
A. Latar Belakang
Tatanan dunia baru, termasuk tatanan ekonomi Indonesia sedang berubah ke arah perdagangan bebas dan era global yang ditandai dengan semakin terbukanya peluang kerjasama antar negara. Namun di sisi lain, perubahan tersebut menimbulkan persaingan yang makin ketat dalam hal barang, jasa, modal maupun tenaga kerja/sumberdaya manusia. Untuk dapat berkiprah dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang  mempunyai daya saing secara terbuka dengan negara lain, adaptif dan antisipatif terhadap berbagai perubahan dan kondisi baru, terbuka terhadap perubahan, mampu belajar bagaimana belajar (learning how to learn), memiliki berbagai keterampilan, mudah dilatih ulang, serta memiliki dasar-dasar kemampuan luas, kuat, dan mendasar untuk berkembang di masa yang akan datang.
Untuk dapat mengikuti tatanan dunia baru tersebut Tony Wagner (2008), dalam buku The Global Achievement Gap menuliskan Tujuh Keterampilan agar Mampu Bertahan dalam Tata Dunia Baru, yakni : (1) Critical Thinking and Problem Solving, (2) Collaboration Across Networks and Leading by Influence, (3) Agility and Adaptability, (4) Initiative and Entrepreneurialism, (5) Effective Oral and Written Communication, (6) Accessing and Analyzing Information, dan (7) Curiosity and Imagination.


Dengan demikian kualitas SDM merupakan salah satu faktor penentu terpenting dalam mencapai keberhasilan program pembangunan. SDM yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dengan baik dan efisien. Masalah SDM tidak bisa lepas dari masalah tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja sangat tergantung pada kualitas SDM. Oleh karena itu, kualitas SDM harus mendapatkan prioritas utama untuk ditingkatkan dan dikembangkan guna mendapatkan kualitas tenaga kerja yang baik.
Tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki etos kerja yang tinggi akan memperkuat posisi  industri yang pada akhirnya akan mempekuat perekonomian negara. Peningkatan kemampuan dan keterampilan bagi generasi muda calon tenaga kerja merupakan tanggung jawab dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan SDM yang berkualitas, tangguh dan terampil. Dengan kata lain, melalui pendidikan akan diperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas sehingga lebih produktif dan mampu bersaing dengan rekan mereka dari negara lain.
Senada dengan pendapat Tony Wagner di atas, dari berbagai literatur menyebutkan bahwa di abad 21 ini, siswa sebagai produk pendidikan dituntut memiliki kompetensi :
1. Communication Skills
2. Critical and Creative Thinking
3. Information/Digital Literacy
4. Inquiry/Reasoning Skills
5. Interpersonal Skills
6. Multicultural/Multilingual Literacy
7. Problem Solving
8. Technological Skills
Jika dicermati dari Delapan Kompetensi Lulusan tersebut, kompetensi 1 s.d. 7 merupakan soft skills, sementara kompetensi 8 merupakan hard skills. Apabila ingin mengetahui bagaimanakah sesungguhnya yang diinginkan dunia kerja terhadap para karyawannya lulusan sekolah? Kualitas tenaga kerja yang sesungguhnya bisa dilihat dari kinerja mereka saat bekerja baik bekerja secara mandiri (berwirausaha) atau bekerja di perusahaan. Ukuran kinerja yang mudah dilihat adalah kualitas produk. Banyak aspek yang ikut menentukan kualitas produk hasil kerja karyawan. Berikut ini disampaikan hasil survei ke industri manufaktur dalam rangka ingin mengetahui aspek-aspek apakah yang berpengaruh dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Pimpinan perusahaan  memberikan pendapat bahwa kontribusi pengetahuan, keterampilan

Selngkapnya dapat artikel dapat diunduh pada Model Pendidikan Vokasi